Setiap orang pasti punya koleksi pakaian yang jarang dipakai. Bisa karena sudah tidak muat, hanya dipakai untuk acara tertentu, atau sekadar sayang kalau terlalu sering digunakan. Akhirnya, baju-baju itu tersimpan rapi di lemari dalam waktu yang lama. Namun, tanpa disadari, setelah berbulan-bulan dibuka kembali, pakaian tersebut justru dipenuhi jamur kecil berwarna putih atau hitam, bahkan menimbulkan bau apek yang sangat mengganggu.
Fenomena ini cukup umum terjadi di rumah-rumah, terutama di daerah beriklim tropis seperti Indonesia yang tingkat kelembapannya tinggi. Pertanyaannya, kenapa baju yang jarang dipakai bisa berjamur? Apa yang membuatnya menimbulkan bau apek? Mari kita bahas lebih dalam mengenai penyebab utamanya.
1. Lemari Yang Terlalu Lembap
Salah satu alasan utama baju berjamur adalah karena kelembapan udara di sekitar tempat penyimpanan yang terlalu tinggi. Lemari pakaian yang tertutup rapat tanpa sirkulasi udara bisa menjadi tempat ideal bagi pertumbuhan jamur.
Apalagi jika rumah berada di daerah yang cenderung lembap, seperti dekat sungai, rawa, atau wilayah dengan curah hujan tinggi. Udara lembap yang terjebak di dalam lemari akan membuat serat kain menyerap kelembapan tersebut. Dari situlah jamur mulai tumbuh dan menghasilkan bau apek yang khas.
Kalau hal ini dibiarkan terlalu lama, jamur tidak hanya menempel di permukaan kain, tetapi juga bisa merusak serat pakaian sehingga baju terlihat kusam dan lebih cepat rusak.
2. Baju Disimpan dalam Kondisi Belum Benar-Benar Kering
Sering kali, setelah pakaian dicuci, kita terburu-buru menyimpannya ke dalam lemari padahal sebenarnya belum benar-benar kering. Masih ada sedikit kelembapan yang tersisa, terutama di bagian kerah, lipatan lengan, atau jahitan tebal.
Kelembapan yang terperangkap di serat kain ini menjadi “sumber makanan” bagi jamur. Ketika pakaian yang belum kering disimpan dalam ruang tertutup, proses penguapan tidak terjadi dan malah mempercepat munculnya bercak jamur putih.
Inilah sebabnya sangat penting memastikan pakaian benar-benar kering sebelum dilipat atau digantung di dalam lemari. Lebih baik menjemur pakaian sedikit lebih lama dibandingkan harus menghadapi baju berjamur yang susah dibersihkan.
3. Lemari yang Jarang Dibersihkan
Banyak orang mengira lemari adalah tempat yang selalu bersih karena tertutup. Padahal, kenyataannya debu, kotoran kecil, bahkan sisa kelembapan dari udara bisa menempel di permukaan kayu atau dinding lemari.
Jika lemari jarang dibersihkan, kotoran ini akan menempel di pakaian yang disimpan. Lama-kelamaan, kotoran bercampur dengan kelembapan sehingga menjadi sarang jamur. Inilah alasan kenapa pakaian lama sering kali memiliki bau khas apek yang tidak sedap, meskipun sebenarnya tidak pernah dipakai.
Selain jamur, lemari yang kotor juga bisa mengundang serangga kecil seperti ngengat pakaian. Mereka bisa merusak serat kain dan membuat baju jadi bolong-bolong.
4. Jenis Kain yang Rentan Menyerap Kelembapan
Tidak semua bahan kain punya daya tahan yang sama terhadap kelembapan. Beberapa jenis kain, seperti katun atau wol, lebih mudah menyerap air dibandingkan polyester atau bahan sintetis.
Jika baju dari bahan tersebut disimpan lama dalam kondisi lemari yang kurang ventilasi, risiko munculnya jamur dan bau apek semakin besar. Hal ini karena serat kain alami menyimpan kelembapan lebih lama, sehingga menjadi lingkungan ideal bagi jamur tumbuh subur.
Itulah sebabnya, baju berbahan katun yang jarang dipakai seringkali lebih cepat berjamur dibanding pakaian berbahan campuran atau sintetis.
5. Tidak Menggunakan Produk Penyerap Lembap dan Pewangi Lemari
Banyak orang hanya menyimpan baju begitu saja di dalam lemari, tanpa tambahan perlindungan seperti silica gel, kamper, atau pewangi khusus lemari. Padahal, produk-produk kecil ini berfungsi penting untuk menjaga pakaian tetap kering, segar, dan bebas jamur.
Tanpa bantuan penyerap lembap atau pewangi, baju dibiarkan terpapar kelembapan dan bau tak sedap dari lingkungan sekitar. Akibatnya, meskipun sudah dicuci bersih, setelah berbulan-bulan disimpan, pakaian tetap berbau apek ketika dikeluarkan.
Cara Mencegah Baju Jarang Dipakai Agar Tidak Berjamur
Setelah tahu penyebabnya, tentu kita ingin mencegah hal ini agar tidak terus berulang. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:
- Pastikan pakaian benar-benar kering sebelum disimpan.
- Bersihkan lemari secara rutin, minimal sebulan sekali.
- Gunakan pengaman tambahan seperti kamper, silica gel, atau pengharum lemari.
- Sesekali keluarkan pakaian dari lemari untuk diangin-anginkan.
- Atur sirkulasi udara di ruangan agar tidak terlalu lembap.
Dengan langkah sederhana tersebut, baju kesayangan bisa lebih awet dan bebas dari jamur maupun bau apek.
Penutup
Baju jarang dipakai memang sering kali menjadi korban jamur dan bau apek. Penyebab utamanya adalah kelembapan yang terjebak di dalam lemari, pakaian yang disimpan belum kering, lemari yang jarang dibersihkan, jenis kain yang mudah menyerap air, hingga tidak adanya perlindungan tambahan.
Mengetahui faktor-faktor tersebut membuat kita lebih bijak dalam merawat pakaian. Jangan sampai baju kesayangan rusak hanya karena cara penyimpanan yang salah.
Dan kalau merasa repot mengurus baju sendiri, serahkan saja pada layanan laundry profesional yang lebih paham cara merawat pakaian. Dengan pencucian, pengeringan, dan penyimpanan yang tepat, pakaian Anda akan tetap wangi, bersih, dan awet.
Nah, kalau Anda ingin solusi yang lebih praktis, Laundry Hari Ini siap membantu. Dengan layanan cuci profesional, perawatan pakaian jadi lebih mudah tanpa harus khawatir baju berjamur atau bau apek meski jarang dipakai.